Kamis, 28 Juli 2016

Dampak Berbahaya Radiasi Komputer untuk Kesehatan

Tahukah Kalian bahwa radiasi gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan komputer bisa mengganggu kesehatan?
Studi yang dilakukan American Optometric Association (AOA) mencetuskan bahwa radiasi komputer dapat menyebabkan kelelahan mata dan gangguan mata lainnya.Kebanyakan gejala yang dikeluhkan responden adalah soal kelelahan mata, pandangan menjadi kabur dan mata kering. Masalah visual lainnya yang timbul adalah soal gangguan sakit kepala dan sakit leher atau bahu.
Nah bagi Anda yang sering nongkrong di depan komputer, lindungi dan rawatlah mata Anda dari radiasi yang ditimbulkannya.
EFEK BERBAHAYA RADIASI KOMPUTER DAN MOUSE TERHADAP KESEHATAN TUBUH
Gangguan kesehatan yang dicurigai disebabkan oleh radiasi VDU/ Radiasi Sinar Ultra Violet, Radiasi Gelombang Beta pada komputer antara lain :
1. Katarak dan Rabun pada mata
2. Keretakan Retina mata
3. Dermatitis,
4. Epilepsi
5. Impotensi
6. Cacat bawaan pada bayi.
7. Sakit kepala, Sakit leher atau Sakit bahu
8. Mata lelah, berair, kabur
9. Kulit menjadi kering
10. Gangguan hormone
11. Menimbulkan jerawat
12. Kerontokan rambut,
13. Hiperpigmentasi (bercak-bercak hitam) dan yang terberat adalah Kanker Kulit

Katarak adalah gangguan penglihatan yang disebabkan adanya kekeruhan pada lensa mata. Katarak biasanya berkaitan dengan proses menua dan radiasi sinar ultraviolet.

Dermatitis pada muka merupakan salah satu gangguan kesehatan yang terbukti diakibatkan oleh radiasi VDU secara langsung. Tjon dan Rycroft melakukan penelitian pengaruh radiasi VDU pada kulit muka. Hasil penelitian mereka mengatakan bahwa salah satu akibat dari radiasi adalah kemerahan pada kulit muka. Hal ini akan terjadi setelah seorang operator computer / karyawan/ siswa murid bekerja / belajar selama 2-6 jam dan pada tempat yang tingkat kelembabannya rendah. Setelah kemerahan, kemudian terjadi pengelupasan kulit ari dan timbulnya benjolan pada kulit. Dermatitis ini akan terjadi akibat adanya medan magnet antara monitor dengan operator computer . Medan elektromagnet menyebabkan partikel-partikel yang melayang diudara menempel pada kulit, sehingga menimbulkan iritasi pada kulit. Karena yang berhadapan langsung pada layar monitor adalah bagian muka, mata. Muka lebih sering mengalami iritasi. Timbunan elektrostatik ini dapat menyebabkan pipi merah sehabis memakai monitor.

Waspada ! Keretakan retina mata karena pancaran Radiasi Gelombang Beta yang ditimbulkan oleh monitor komputer anda. Monitor komputer produksi mulai tahun 2004 telah menyertakan sebuah komponen silikon radioaktif lemah (grup metalloids) yang mampu membuat warna XVGA lebih cerah dengan biaya yang murah. Pancaran radioaktif ini akan terus aktif hingga meluruh habis selama 20 tahun. Kerusakan pada mata tidak serta merta, tetapi bersifat gradual.

Impotensi ! Jangan terkejut! Impotensi adalah bahaya pekerjaan yang umum pada dewasa ini. Jika Anda menjaga laptop secara langsung di pangkuan, maka Anda telah membunuh cukup sperma. Maka dari itu, selalu gunakan papan atau baki untuk melindungi organ reproduksi Anda dari kerusakan atau ini bisa menjadi penyebab impotensi setelah digunakan berkelanjutan.

Pengaruh Radiasi Matahari bagi Kulit

A.   Pengertian Radiasi Sinar Ultraviolet (UV)
Terdapat dua jenis radiasi, yaitu radiasi alam dan radiasi buatan. Radiasi alam dapat berupa radiasi kosmis, yaitu radiasi yang berasal dari luar angkasa ke bumi, serta radiasi dari bahan radioaktif pada berbagai materi di sekitar kita. Radiasi buatan merupakan radiasi hasil rekayasa genetika.
Salah satu contoh dari radiasi alam yaitu radiasi sinar UV. Radiasi ini merupakan energi panas yang menimbulkan perubahan suhu, tekanan dan kelembaban udara di bumi.
Radiasi sinar UV menurut panjang gelombangnya dibagi tiga jenis, yaitu:
1.    Sinar UV-A
UV-A adalah sinar UV yang paling banyak menimbulkan radiasi, dengan panjang gelombang 100-290 nm. Sinar UV-A meliputi 95% radiasi yang mencapai permukaan bumi dan 30-50 kali lebih umum dari sinar UV-B walaupun kurang intens. Radiasi UV-A menembus sampai dermis dan dapat merusak serat-serat yang berada di dalamnya. Selain itu, UV-A dapat menembus kaca. Intensitas radiasi UV-A lebih konstan daripada UV-B. Efek yang ditimbulkan adalah pigmentasi kulit, kerusakan kulit dan kerutan.
2.    Sinar UV-B
UV-B memiliki panjang gelombang 290-320 nm. Sinar ini biasanya hanya merusak lapisan luar kulit (epidermis). Sinar UV-B memiliki intensitas tertinggi saat sinar matahari terang (antara jam 10:00-14:00). Sebagian sinar UV-B terblokir oleh lapisan ozon di atmosfer. UV-B tidak menembus kaca.
Dalam jumlah kecil, radiasi UV-B bermanfaat untuk sintesis vitamin D dalam tubuh, tetapi paparan berlebihan dapat menimbulkan kulit kemerahan atau terbakar dan efek berbahaya sintesis radikal bebas yang memicu eritema dan katarak. Sinar ini juga menyebabkan kerusakan fotokimia pada DNA sel sehingga memicu tumbuhnya kanker kulit.
3.    Sinar UV-C
UV-C memiliki panjang gelombang 320-4 nm. UV-C menimbulkan bahaya terbesar dan menyebabkan kerusakan terbanyak. Namun, mayoritas sinar ini terserap di lapisan atmosfer (ozon). Dengan meluasnya kerusakan lapisan ozon karena pelepasan bahan kimia tertentu ke lingkungan, seperti CFC (Freon) dan lainnya, akan banyak UV-C yang lolos ke bumi dan menimbulkan berbagai dampak yang merugikan bagi manusia.
B.   Dampak Radiasi Sinar UV terhadap Kulit
Dalam batas-batas tertentu, penggunaa radiasi UV tidak berbahaya, bahkan sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Radiasi UV bermanfaat untuk memberikan warna kulit secara alami (pigmentasi kulit), sebagai pembangkit listrik tenaga surya, menghangatkan suhu bumi, membantu proses fotosintesis tumbuhan dan lainnya.
Namun, penggunaan yang tidak mengikuti aturan akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi kehidupan di bumi. Baik radiasi alam maupun radiasi buatan dapat berbahaya bagi manusia jika radiasi tersebut mengionisasi dan dosisnya cukup untuk merusak sel-sel manusia sehingga dapat terjadi kelainan sel pada manusia.
Radiasi UV dapat merusak DNA dengan memutus ikatan gen-gen yang terkena radiasi dan mengaktifkan bahan kimia dalam tubuh yng dapat memicu timbulnya kanker. Selain itu, UV juga dapat meyebabkan noda-noda cokelat serta penebalan dan kulit kering.
Kanker kulit merupakan kanker yang terletak di permukaan kulit. Kanker janis ini mudah dilihat dan dikenali. Namun, karena gejala awal yang timbul tidak begitu mangganggu, kebanyakan penderita terlambat untuk berobat. Dewasa ini, kanker kulit cenderung mengalami peningkatan jumlahnya, terutama di kawasan Amerika, Australia dan Inggris. Berdasarkan penelitian, orang-orang kulit putih lebih banyak menderita kanker kulit. Di Indonesia, penderita kanker kulit terbilang sangat sedikit dibandingkan ketiga negara tersebut. Namun demikian, kanker kulit perlu dipahami, karena selain menyebabkan kecacatan (merusak penampilan) juga pada stadium lanjut dapat berakibat fatal bagi penderita. Secara garis besar, kanker kulit dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1.    Melanoma Maligna (MM)
Merupakan jenis kanker kulit yang paling ganas dan berpotensi mematikan. Di Amerika, enam dari tujuh penderita kanker ini meninggal dunia. Melanoma tidak berhubungan dengan pemaparan kumulatif total terhadap radiasi UV, melainkan berkaitan dengan pemaparan intermiten yang kuat. Melanoma maligna bisa berkembang dari tahi lalat yang sudah ada atau baru muncul. Sel kanker ini tumbuh dari melanosit, yaitu sel kulit yang berfungsi menghasilkan zat warna melanin. Memiliki tanda dan gejala sebagai berikut:
a.    Tahi lalat mengalami perubahan baik warna, bentuk dan ukurannya.
b.    Tahi lalat terasa gatal dan bila digaruk mengeluarkan darah.
c.     Bentuk tak beraturan dan pinggirannya juga tidak rata.
d.    Warna bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru.
e.    Diameternya lebih dari 6 mm.
2.    Nonmelanoma Maligna
Kanker jenis ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
a.    Karsinoma Sel Basal (KSB)
Merupakan jenis kanker kulit yang paling banyak diderita. Kanker ini tidak mengalami penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh lainnya, tapi dapat berkembang dan merusak jaringan kulit sekitarnya. Diduga disebabkan karena warna kulit yang terang, sering terkena sinar matahari, sistem imun tubuh yang lemah, luka bakar dan X-ray. Memiliki tanda dan gejala sebagai berikut:
1)    Bagian tubuh yang terserang biasanya wajah, leher dan kulit kepala.
2)    Berbentuk benjolan agak mengkilat, kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak kehitaman.
3)    Kelainan seperti jaringan parut dan lecet yang tidak sembuh-sembuh.
b.    Karsinoma Sel Squamosa (KSS)
Merupakan jenis kanker kulit yang lebih banyak diderita pria, terutama kaum lanjut usia (lansia). Ini adalah jenis kanker kulit di mana terjadi keganasan sel keratinosit epidermis, merupakan kanker kulit kedua tersering. Penyakit ini dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain, umumnya diderita mereka yang berada di wilayah tropis. Kanker ini diduga akibat radiasi sinar matahari (dominannya), imun tubuh yang lemah, virus, bahan-bahan kimia dan jaringan parut. Adapun tanda dan gejalanya berupa benjolan-benjolan atau luka yang tidak sembuh-sembuh dan bersisik.
C.   Penanganan terhadap Kanker Kulit
Kanker kulit memang penyakit yang sangat berbahaya. Namun, akan lebih berbahaya lagi apabila tidak segera mendapatkan penanganan yang serius. Diagnosa untuk memastikan penyakit kanker kulit dapat dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan klinis dan histopatologis dengan mengambil sampel bagian kulit yang dianggap sebagai jaringan kanker (biopsi) untuk diteliti di bawah mikroskop. Ada tiga cara pengobatan kanker secara umum, yaitu:
1.    Pembedahan / Operasi
Pembedahan merupakan bentuk pengobatan kanker yang paling tua. Beberapa jenis kanker pada stadium dini dapat disembuhkan melalui pembedahan.
2.    Radioterapi / Terapi Penyinaran
Penyinaran berfungsi untuk menghancurkan sel-sel tumor / sel kanker. Namun, sel-sel sehat juga dapat rusak akibat tindakan ini.
3.    Kemoterapi
Kemoterapi atau penggunaan obat-obatan antikanker bertujuan untuk menghambat pertumbuhan kanker dan menghancurkan sel-sel kanker. Kemoterapi dilakukan untuk membunuh sel kanker yang berada di luar jangkauan pembedahan dan radioterapi. Namun, kemoterapi yang dilakukan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping, seperti mula-mual, muntah, rambut rontok, alergi, nafsu makan hilang, kemandulan, dan lain-lain.
Pengobatan kanker kulit tergantung pada jenis, besar, derajat keganasan dan tempat tumbuhnya tumor/kanker. Pengobatan ini mempunyai tiga tujuan, yaitu penyembuhan, pemulihan fungsi dan pemulihan kosmetis terutama pada bagian wajah. Berikut adalah terapi dan pengobatan yang tepat untuk kanker kulit:
1.    Melanoma Maligna
Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker jenis ini adalah pengangkatan secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan. Apabila telah diketahui terjadi penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di sekitarnya. Jika sel kanker ditemukan menyebar ke kelenjar limfa, maka mau tidak mau kelenjarnya juga harus diangkat.
2.    Nonmelanoma Maligna
Tindakan yang dilakukan umumnya adalah pembedahan atau pengangkatan jaringan kulit (kanker) secara komplit, atau dapat pula dengan tindakan penyinaran. Metode lainnya yang sering dilakukan adalah bedah beku, bedah listrik, laser, fotodinamik serta dengan obat-obatan baik yang dioleskan maupun disuntikkan (kemoterapi).
Setelah sembuh dari kanker, penderita perlu melakukan pemeriksaan secara berkala. Meskipun dinyatakan sembuh, kemungkinan timbulnya sel kanker baru cukup besar. Oleh karena itu, apabila terjadi perubahan yang mencurigakan pada kulit, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
D.   Tips untuk Melindungi Kulit dari Radiasi Sinar UV
Perlindungan dari radiasi sinar UV yang berlebihan merupakan hal yang sangat penting bagi kesehatan. Pedoman berikut dapat membantu melindungi kulit dari radiasi sinar UV yang berbahaya, yaitu:
1.    Batasi kulit terkena sinar matahari secara langsung dengan mencari tempat yang teduh, khususnya pada jam 10.00 hingga 16.00 karena pada saat itu radiasi UV sangat berbahaya, yakni pada saat matahari sedang terik-teriknya. Jangan merasa aman hanya karena langit mendung. Radiasi UV bisa melewati awan dan kabut.
2.    Kenakan kemeja lengan panjang, celana panjang, sarung tangan, topi bertepi lebar atau payung. Hindari pakaian tipis yang tembus radiasi.
3.    Hindari permukaan yang dapat memantulkan sinar matahari, seperti air, pasir, lantai yang mengkilap dan lain-lain.
4.    Gunakan pelembab (lotion) atau tabir surya dengan SPF minimal 15. Oleskan setiap 2 jam sekali sewaktu berada di luar ruangan dan saat berenang atau berkeringat. Oleskan ke kulit sekitar 20 menit sebelum terkena sinar matahari, lalu oleskan kembali 20 menit setelah terkena sinar matahari langsung.
5.    Berikan perlindungan ekstra pada bayi dan anak-anak. Tapi hindari penggunaan tabir surya pada bayi.
6.    Periksa seluruh kulit setiap 3 bulan untuk mengetahui ada kelainan atau tidak.